Ditentukan sujud untuk menambal kealpaan (dalam salat),
bukan dengan ucapan atau gerakan salat lainnya,
mengapa?
Kenapa jika seseorang lupa dalam salatnya, tidak disyariatkan mengucapkan
“Lā ilāha illallāh” atau rukuk atau membaca al-Fatihah?
Mengapa? Ya.
Apa?
Untuk menghinakan setan.
Menunjukkan ketundukan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Baiklah, kalau rukuk?
Karena sujud adalah rukun salat yang paling ditekankan.
Silakan, Ahmad.
Kenapa?
Ada dua alasan:
[PERTAMA]
Sujud bisa menjauhkan setan
yang menguasai manusia dalam salatnya
dan membuatnya lupa.
Disebutkan dalam Sahih Muslim bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan bahwa ketika anak Adam (manusia) sujud,
maka setan menangis dan pergi menjauh seraya berkata, “Yā Wailah (Celaka aku!)”
Dalam riwayat lain, “Yā Wailī (Celaka aku!),
anak Adam diperintahkan untuk sujud
lalu bersujud maka baginya surga,
sedangkan aku diperintahkan untuk sujud
tetapi tidak patuh maka bagiku neraka.”
Dalam Sahih Muslim,
ketika Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam menyebutkan
tentang kealpaan seseorang dalam salatnya,
beliau bersabda, “… jika ternyata salatnya benar empat rakaat,
maka dua sujud tersebut menjadi penghinaan bagi setan.”
Yakni dua sujud sahwi.
Jadi, sujudnya orang yang salat akan menghinakan setan
dan menjauhkannya dari dirinya.
[KEDUA]
Sujud adalah bentuk kembali
kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā dan kedekatan dengan-Nya,
sehingga menguatkan hatinya untuk hadir saat salat
dan tidak alpa di dalamnya,
berdasarkan sabda beliau Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam:
“Keadaan di mana seorang hamba paling dekat dengan Tuhannya
adalah tatkala ia sedang sujud.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Dengan dua alasan tersebut, orang yang salat diperintahkan
ketika lupa dalam salatnya
agar sujud untuk menambalnya,
dan tidak diperintahkan untuk menambalnya dengan sesuatu yang lain,
baik berupa bacaan atau gerakan yang sudah dikenal dalam salat.
====
وَاخْتِيرَ السُّجُودُ لِجَبْرِ السَّهْوِ
دُونَ غَيْرِهِ مِنْ أَقْوَالِ الصَّلَاةِ وَأَفْعَالِهَا
لِمَاذَا؟
لِأَيشْ مَا إِذَا سَهَا الْإِنْسَانُ فِي صَلَاتِهِ أَنْ يَقُولَ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَوْ يَرْكَعَ أَوْ يَقْرَأَ الْفَاتِحَةَ؟
لِمَاذَا ؟ نَعَمْ
أَيشْ؟
إِغْرَامًا لِلشَّيطَانِ
يُعَبِّرُ عَنِ الْخُضُوعِ لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ
طَيِّبٌ وَالرُّكُوعُ؟
لِأَنَّ السُّجُودَ آكِدُ أَرْكَانِ الصَّلَاةِ
نَعَمْ أَحْمَدُ
أَيشْ؟
لِأَمْرَيْنِ
أَحَدُهُمَا أَنَّ السُّجُودَ يَقَعُ بِهِ تَبْعِيدُ الشَّيْطَانِ
الَّذِي يَتَسَلَّطُ عَلَى الْعَبْدِ فِي صَلَاتِهِ
فَيَجْعَلُهُ يَسْهُو
وَفِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذَكَرَ أَنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَجَدَ ابْنُ آدَمَ
بَكَى وَاعْتَزَلَ وَقَالَ يَا وَيْلَهُ
وَفِي رِوَايَةٍ يَا وَيْلِيْ
أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ
فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ
وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ
فَعَصَيْتُ فَلِيَ النَّارُ
وَفِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ
لَمَّا ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
سَهْوَ الْإِنْسَانِ فِي صَلَاتِهِ
قَالَ: وَإِنْ كَانَ صَلَّى لِإِتْمَامِ أَرْبَعٍ
كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ
يَعْنِي سَجْدَتَا السَّهْوِ
فَفِي سُجُودِ الْمُصَلِّي يُذِلُّ الشَّيْطَانَ
وَيُبْعِدُهُ عَنْهُ
وَالْآخَرُ فِي السُّجُودِ رُجُوعٌ
إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَقُرْبٌ مِنْهُ
يَقْوَى بِهِ الْقَلْبُ عَلَى الْحُضُورِ فِي الصَّلَاةِ
وَعَدَمِ السَّهْوِ فِيهَا
لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَقْرَبُ مَا يَكونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ
وَهُوَ سَاجِدٌ مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
فَلِلْأَمْرَيْنِ الْمَذْكُورَيْنِ أُمِرَ الْمُصَلِّي
إِذَا سَهَا فِي صَلَاتِهِ
أَنْ يَسْجُدَ لِجَبْرِهَا
وَلَمْ يُأْمَرْ بِشَيْءٍ سِوَاهُ يَقَعُ بِهِ الْجَبْرُ
مِنَ الْأَقْوَالِ وَالْأَفْعَالِ الْمَعْرُوفَةِ فِي الصَّلَاةِ